Rancang Kasir Masa Depan, Pelajar RI Juara di Rumania
Sunday, 16 June 2013
0
komentar
Kesal mengantre di kasir sebuah pusat perbelanjaan, Muhammad
Muhlas Abror (15) dan Fadhil Imam Kurnia (14) mendapat ide cemerlang. Mereka
membuat perangkat lunak yang jika dipadukan dengan teknologi Radio Frequency
Identification bisa mempercepat proses pembayaran di kasir.
”Waktu itu kami hanya beli dua wafer, tetapi
antrenya hampir satu jam karena banyaknya belanjaan orang lain yang harus
dipindai satu per satu,” kata Muhlas akhir Mei lalu.
Muhlas dan Fadhil yang bersekolah di SMA Negeri 3
Semarang, Jawa Tengah, kemudian membuat peranti lunak yang mereka namakan
Faster System. Sistem ini memungkinkan sejumlah barang belanjaan dipindai dalam
hitungan detik dan dihitung harganya dengan cepat.
Dengan temuan itu, keduanya menyabet emas di ajang
Infomatrix, Romania, 16-20 Mei 2013. Para juri menyebut inovasi mereka sebagai
gambaran supermarket masa depan.
Radio Frequency Identification (RFID) merupakan
teknologi nirkabel yang sudah lama, tapi belum banyak diterapkan di Indonesia.
Teknologi ini akan digunakan untuk membatasi konsumsi BBM bersubsidi, dengan
memasang cip di mulut tangki kendaraan. Sistem ini menggunakan gelombang radio
yang menangkap sinyal dalam cip, kemudian membacanya.
Kekuatan sensor pembaca RFID bervariasi, mulai
dari jarak 10 sentimeter hingga 10 meter. Pada radius tertentu, cip memancarkan
sinyal yang ditangkap pembaca RFID. Barang-barang yang disisipi cip dapat
dibaca dalam waktu bersamaan.
Teknologi RFID disandingkan dengan Faster System,
program kasir untuk menghitung jumlah belanjaan di supermarket yang dibuat
Muhlas dan Fadhil. Mereka memanfaatkan Visual Basic dan Microsoft Access untuk
membuat program dan menghubungkan dengan RFID yang berfungsi sebagai sensor.
Semua barang yang disisipi cip dapat dideteksi
RFID. Cip berfungsi seperti kode batang (barcode). Bedanya, kode batang hanya
dapat dibaca alat sensor jika didekatkan satu per satu. Adapun barang yang
diberi cip bisa dideteksi RFID secara bersamaan.
Dalam simulasi, barang-barang yang diberi cip dan
ditaruh dalam keranjang belanjaan, dilewatkan alat sensor pada jarak tertentu.
Dalam waktu satu detik, lima macam barang terkalkulasi di Faster System. Radius
antara barang dan alat sensor bervariasi, bergantung besar-kecilnya RFID.
”Kasir tinggal menerima uang dan memberi uang kembalian.
Belanja satu barang dengan belanja satu keranjang penuh, waktunya sama, tidak
ada lagi antrean panjang,” ujar Muhlas.
Saat ini, kata Fadhil, harga cip masih mahal jika
dibeli eceran. Harga sebuah kartu yang mengandung cip Rp 12.500. ”Jika diproduksi
massal, harganya bisa sangat murah, Rp 5. Bentuknya seperti stiker, mirip
barcode,” kata Fadhil.
Sama seperti saat menghitung belanjaan, saat
memasukkan data harga, barang melalui proses sama, dipindai dengan RFID. Setiap
barang memiliki kode yang dilengkapi dengan harga per satuan dan dimasukkan
dalam Faster System.
Aplikasi interaktif
Inovasi dalam bidang teknologi informasi juga
dilakukan oleh Taufiq Adi Wijoyo (16) dan Naufa Hanif (17), yang juga siswa SMA
Negeri 3 Semarang. Mereka membuat aplikasi interaktif mengenai kegiatan sekolah
yang diberi nama Aplikasi Data Akademik Ganesha (Adegan). Aplikasi itu
mengantar mereka mendapatkan medali perak dalam E-biko di Turki, 12-13 Mei.
Naufa mengatakan, ide berawal dari banyaknya
pengguna ponsel pintar. Di SMA Negeri 3 Semarang, misalnya, setidaknya 70
persen siswa dan guru menggunakan ponsel pintar. Namun, banyak yang belum
memanfaatkan kecanggihan ponsel pintar itu untuk dunia pendidikan.
Di sisi lain, kegiatan di sekolah sangat banyak
sehingga kesibukan guru dan siswa luar biasa. Karena itu, dibutuhkan sarana
komunikasi yang dapat menunjang seluruh kegiatan belajar-mengajar, penyebaran
informasi, serta diskusi interaktif yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja.
Adegan dibuat dengan memanfaatkan program Apps Builder, sistem untuk membuat aplikasi di ponsel pintar dengan basis Android. Setelah itu, aplikasi dipublikasikan di Apps store dan dapat digunakan di ponsel dengan sistem operasi Android, iOS, dan Windows Live. Naufa dan Taufiq pernah mencoba untuk BlackBerry, tetapi tidak bisa. BlackBerry memiliki jaringan tersendiri dan membutuhkan lisensi tertentu.
Ada beberapa fitur dalam Adegan, mulai dari edu chat yang memungkinkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua, info jadwal pelajaran, materi pelajaran, tugas sekolah, hingga latihan soal. ”Kami akan mengembangkan aplikasi ini agar bisa diterapkan,” ujarnya.
Guru pengajar Teknologi Informasi SMA Negeri 3 Semarang Sri Mulyani mengatakan, para siswa membutuhkan pendampingan setiap saat sehingga guru harus selalu siap ketika dibutuhkan. ”Anak-anak usia remaja kalau sedang punya ide tetapi tidak bisa mengutarakannya, bisa hilang begitu saja. Karena itu, saat mereka punya ide, guru harus masuk dan memberi pendampingan mengenai apa saja yang mereka butuhkan,” ujarnya.
Artikel Terkait:
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Rancang Kasir Masa Depan, Pelajar RI Juara di Rumania
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://masdeitha.blogspot.com/2013/06/rancang-kasir-masa-depan-pelajar-ri.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5